Monday, October 18, 2010

Daun-daunpun Ikut BerDzikir

Entah sudah terkurung berapa lama aku di dalam gua ini, mungkin 7 hari atau 1 bulan. Namun jika hanya 1 bulan, terlalu singkat untuk menyaksikan perubahan dunia yang tidak wajar. 

Aku merasakan bahwa sudah lama kulitku tidak mendapatkan sengatan matahari, dan kakiku untuk menginjak lupa merasakan tanah yang basah. Serta kegemparan dunia oleh letusan boom dan perang antar suku serta darah yang banjir  di mana-mana. 

Mungkin aku sudah bertahun-tahun, mendekam dalam gua sehingga mataku terbelalak ketika melihat hutan-hutan dan pohon-pohon tempat aku bermain bersama teman-temanku sudah tergantikan dengan gedung-gedung menjulang tinggi dan megah.

Apakah aku tertidur cukup lama, sehingga aku ketinggalan evolusi bumi yang dahsyat?
Setahu aku, baru beberapa menit aku tertidur bahkan aku masih bisa merasakan telapak-telapak kakiku menyentuh rumput-rumput hijau yang segar, serta aku masih merasakan kesejukan udara dan hangatnya matahari.


Kini aku bangun dari tidurku, aku merasa pilu yang amat sangat di kepala. Mungkin bekas benturan atau pukulan hebat tepat dikepala.. Bahkan aku lupa musim apa yang sedang berlangsung saat ini.
Aku berjalan keluar… Kakiku merasa berbeda dan badanku merinding mendengar suara-suara gaib… Apa yang sedang terjadi??
Hutan tempatku mencari nafkah kini jadi gundul, lapangan tempatku bermain kini jadi lautan luas, matahari tempatku mengadu tak tampak sinarnya..
Aku berjalan semakin jauh untuk melihat sekeliling… tak ku dapatkan jawaban… aku kelelahan, kusandarkan tubuhku di batang pohon besar… satu-satunya yang tersisa disudut bukit ini…
Aku mendengar rintihan… suaranya menyakitkanku tapi membuka pikiranku…

Astaghfirullah… Astaghfirullah… Astaghfirullah…
Kulantunkan lafalku ini dengan gaungku
Kugoyangkan batang-batang dan rantingku seirama dzikirku
Kurekatkan daun-daunku agar tidak gugur karena gemuruh-Mu
la ilaha illallah… la ilaha illallah… la ilaha illallah…

Ya Allah…
Bimbinglah aku
Berilah aku petunjuk-Mu
Agar aku tidak tumbang karena-Mu
Agar aku tidak roboh karena usia-Ku

Astaghfirullah… Astaghfirullah… Astaghfirullah…
Aku tancapkan lebih dalam lagi akar-akar tunggangku
Aku rekatkan serabut-serabutku untuk berpegang ke bumi
Dan aku tegakkan badanku agar aku tak tertunduk malu karena usia rentaku

Subhanallah… Subhanallah… Subhanallah…
Kau lihatkan Kuasa dan Kehendak-Mu
Kau ingatkan kami dengan air hujan kebahagiaan-Mu berkubik-kubik
Kau beri kami karpet terindah bah laut yang terhampar kemana-mana

Astaghfirullah…
Janganlah Kau marah kepada kami Ya Allah…
Berilah kami sedikit waktu hidup untuk memperbaiki
Agar landasan kami berada tetap elok dipandang mata
Agar langit yang memayungi kami tetap ceria dengan senyumnya

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar…
Aku tidak akan berhenti untuk melafalkan dzikirku untuk-Mu
Meski manusia sudah jauh lama menghentikannya
Meski manusia sedang berontak kepada-Mu
Daun-daunku akan selalu kugoyangkan Untuk-mu

Ya Allah…
Aku juga berdoa untuk manusia
Agar mereka akan selalu mengingat-Mu
Agar ketimpangan yang ada bukan merupakan bencana bagi mereka
Agar peringatan yang Engkau berikan bukan merupakan musibah bagi mereka
Agar mereka akan tetap bersyukur dan berdoa karena-Mu

Sejujurnya, aku tidak ingin dosa,
Jauh di dalam lubuk hatiku aku mengutuk mereka
Aku ingin meranggas karena mereka
Aku ingin mati layu karena mereka
Dan aku merajuk dengan tidak berfotosintesis karena mereka

Hamparan hijau luas yang Engkau berikan kepada mereka
di babat habis dan berubah menjadi kotak-kotak megah tempat hara huru mereka
Laut luas yang Engkau berikan kepada mereka
Diurug pasir dan berubah menjadi kota impian mereka

Astaghfirullah… Astaghfirullah…
Apa yang kurang Engkau berikan kepada mereka Ya Allah…
Mereka jauh lebih sempurna dari kami
Mereka jauh lebih beradab dari sekedar binatang
Dan mereka lebih pandai dalam berfikir dan bertindak…

Astaghfirulah… Astaghfirulah… Astaghfirulah…
Ya Allah.. Jangan Engkau marah kepada mereka
Jangan Engkau menghabisi mereka secara masal..
Aku masih butuh mereka untuk reboisasi
Aku tak sanggup menopang sendiri keseimbangan alam ini
Aku tak mampu sendiri melantunkan dzikirku untuk meminta belas-Mu

Akar yang kutancapkan mulai merenggang
Daun yang bergoyangpun sedikit demi sedikit mulai gugur
Batangku mulai condong tak mampu menahan badai-Mu
Ya Allah….
Aku butuh manusia
Aku butuh manusia untuk menanamkan penggantiku
Aku butuh manusia untuk menata kembali alam ini
Aku butuh manusia untuk menjaga semesta ini
Sebelum aku benar-benar tumbang tanpa berbuat apa-apa selain dzikirku untuk-Mu
Allahu Akbar… Allahu Akbar…  Allahu Akbar…



dedicated to : ketan!
(untuk menebus sebuah janji)
ini penggalan sebuah cerita kebodohanku.. 
untuk lebih tahu lengkapnya silahkan mengikuti ceritanya di wattpad
aku akan mulai mempostingnya minggu depan.
thx for all
mohon leave comment dan dibantah! ^_^/

2 comments:

  1. impas!
    karena aku belum bisa tidur tenang sebelum ini lunas! huafff

    even if you think this is not a promise, but I've been thinking this is my promise
    thanks for giving me an ideas and "ilmu kejiwaan"
    ^^v

    ReplyDelete
  2. ahhhh... aku merinding!!

    come on Rha... JANGAN CENGENG ah!

    ReplyDelete