kicauan burung itu merdu
ibarat jajaran not dalam sebuah irama
tak ku tahu maknanya
garis-garisnya begitu tegas
tebal dan tipis
makin membingungkan otakku
jiwaku diketuk olehnya
sesak dada ini
terhenti aliran darah ini
terbujur kaku dan membiru
kuraih satu persatu
untuk menemukan jawab
bibir ini tak bisa menganga
rongga ini terlilit duri
ku coba membuka telinga
bisu yang kudengar
tak tercium jua aromanya
kulit inipun tak mampu merasa
mati yang ada
lemas aku tak berdaya
tundukan kepala ini
membuatku merasa bodoh
dunia begitu jungkar balik di otakku
perlahan aku mengangkat mata ini
ku temukan di atas sana
begitu elok nan rupawan
tersenyum menatapku
membangunkan raga ini
dialah.....
penerjemah nada-nada itu
penghembus roh mungil itu
penuntun jiwa ini
dia tiupkan nafasnya....
lewat mata kalbu yang suci.....
No comments:
Post a Comment